Festival Lampion Kota Blitar

Biasanya tak pernah tertarik melihat lampion tetapi kali ini kami sekeluarga berangkat. Ya, usai shalat magrib langsung ke lokasi. Menurut informasi yang diterima acara lampion akan dimulai pukul 18.00. Ini dilakukan agar acara tidak selesai terlalu malam.

Jalanan masih sepi saat kami tiba di lokasi, tepatnya di perempatan Jl. Sultan Agung, dekat istana gebang. Kami memilih duduk di trotoar barat perempatan. Tempat duduk yang strategis menurut kami. 

Detik demi detik pun berlalu, sayangnya yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Sepeda motor, mobil dan kendaraan masih bebas lalu lalang. Itu berarti acara masih lama akan dimulai.
Para penonton pun mulai berdatangan. Setelah trotoar penuh, mereka mulai menggelar tikar plastik 5000 an yang dibeli dari pengasong keliling.  Berderet-deret sampai jalan raya itu menyempit. Entah bagaimana para peserta lampion akan lewat.

Aku masih duduk dengan nyaman di tempat yang kupilih tadi. Hayom baru saja membeli bendera merah putih yang ujungnya berkerlip lampu bebentuk doraemon. Sementara di depan kami semakin penuh dengan penonton. Lalu mulai sedikit pertengkaran kecil dari dua anakku tanda mereka sudah lelah menunggu. Ya, mata kami tak lelah melihat ke timur berharap festival lampion segera dimulai. Sayangnya yang dinanti tak muncul juga.
Aku menghela napas. Sudah hampir dua jam kami di sini. Apakah sebaiknya pulang? Sepertinya anak-anakku sudah sangat bosan. Ya, mungkin duduk manis tak mudah bagi mereka. Apalagi tanpa melakukan apapun?

Pukul 20.14 WIB akhirnya sirene polisi berbunyi juga, tanda kalau festifal lampion sudah mulai. Diikuti dengan drumband. Lalu mulailah pawai lampion dari SMA SMP dab instansi-instansi di Kota Blitar. Semua mengusung burung garuda sebagai lambang pancasila.  Ya, acara ini memang untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila.
Setelah kurasa anak-anak puas, aku mengajak mereka pulang. Ya, tak ingin macet jika menunggu acara selesai. Meski kami tak langsung pulang tapi mampir dulu membeli bekicot yang sudah di pesan sejak lama.

Hampir setengah sepuluh, saat sepeda motorku sampai di depan rumah. Kulihat raut wajah anak-anak yang bahagia meski tadi sempat lusuh karena bertengkar. Baiklah, mungkin saatnya beristirahat. Semoga esok kan lebih indah.
Selamat memperingati Hari Kesaktian Pancasila!

Posting Komentar

0 Komentar